BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan
manusia di Indonesia bahkan di dunia. Penemuan yang setiap waktu terjadi dan
para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan
dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu
kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan ataupun teori
sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk
bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal
ini, yaitu sistem reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang
harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis yang menangani tentang sistem
reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban
tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan
dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai wanita.
Pengetahuan tentang sistem
reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi
sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau
perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan,
kesejahteraan dan untuk mengetahui secara dini apa saja gangguan dan penyakit
dalam sistem reproduksi wanita.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini
bermaksud ingin memberikan beberapa pembahasan tentang “Sistem Reproduksi
Wanita”.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Jelaskan definisi sistem reproduksi
wanita!
1.2.2
Jelaskan bagian-bagian alat reproduksi luar
pada wanita!
1.2.3
Jelaskan bagian-bagian alat reproduksi
dalam pada wanita!
1.2.4
Jelaskan fisiologi sistem reproduksi pada wanita!
1.2.5
Jelaskan kelainan atau gangguan pada
sistem reproduksi pada wanita!
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Khusus
1.3.1.1
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Klinik IV
1.3.2
Tujuan Umum
1.3.2.1
Untuk mendeskripsikan definisi sistem
reproduksi wanita
1.3.2.2
Untuk mendeskripsikan bagian-bagian
alat reproduksi luar pada wanita
1.3.2.3
Untuk mendeskripsikan bagian-bagian
alat reproduksi dalam pada wanita
1.3.2.4
Untuk mendeskripsikan fisiologi sistem
reproduksi pada wanita
1.3.2.5
Untuk mendeskripsikan kelainan atau
gangguan pada sistem reproduksi pada wanita
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1
Bagi Mahasiswa
1.4.1.1
Dapat memahami definisi sistem
reproduksi wanita
1.4.1.2
Dapat memahami bagian-bagian
alat reproduksi luar pada wanita
1.4.1.3
Dapat memahami bagian-bagian
alat reproduksi dalam pada wanita
1.4.1.4
Dapat memahami fisiologi
sistem reproduksi pada wanita
1.4.1.5
Dapat memahami kelainan atau gangguan
pada sistem reproduksi pada wanita
1.4.2
Bagi Masyarakat
1.4.2.1
Masyarakat dapat menggunakan makalah ini
sebagai bahan bacaan maupun refrensi khususnya tentang Sistem Reproduksi Wanita
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem reproduksi wanita merupakan sebuah sistem tubuh yang memiliki
bentuk dan fungsi yang unik dan berbeda dengan sistem-sistem tubuh lainnya.
Keunikan tersebut sebenarnya serupa dengan sistem reproduksi pada pria. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan mengetahui tujuan dan fungsi utama dari sistem
reproduksi wanita yaitu :
2.1.1
Menghasilkan sel telur
2.1.2
Menghantarkan sel telur sampai pada tempat dimana
sel telur tersebut dibuahi oleh spermatozoa.
2.1.3
Menyediakan tempat implantasi hingga kehamilan dan
kelahiran bayi.
2.1.4
Alat aktifitas seksual.
Akan tetapi, sistem reproduksi wanita sering dianggap sebagai sebuah
sistem yang lebih kompleks daripada sistem reproduksi pria. Hal tersebut
terjadi karena hampir seluruh fungsi reproduksi manusia terjadi di dalam sistem
reproduksi wanita.
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2
bagian yaitu :
-
Alat reproduksi luar (genetalia eksterna)
adalah alat reproduksi wanita yang
dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi. Organ
genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama.
-
Alat reproduksi dalam (genetalia interna)
Adalah bagian untuk ovulasi,
tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh
kembang janin (Prawirohardjo, 2009)
2.2 Bagian-bagian
Alat Reproduksi Luar
Organ genitalia eksterna terdiri
dari (Prawirohardjo, 2009) :
2.2.1
Vulva
(pukas) atau pudenda, meliputi
seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum,
yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah
(hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar, dan struktur vaskular.
2.2.2
Mons
veneris atau mons pubis adalah bagian
yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh
rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai
pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.
2.2.3
Labia
mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons
veneris. Labia mayora analog dengan skrotum pada pria.
2.2.4
Labia
minora (bibir-bibir kecil atau nymphae)
adalah suatu lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang
meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar-kelenjar
lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif.
Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang
menyebabkan bibir kecil ini dapat. mengembang.
2.2.5
Klitoris
kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri
atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris
ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang,
penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif.
2.2.6
Vestibulum
berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan depan ke belakang dan dibatasi di
depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh
perineum (fourchette).
2.2.7
Bulbus
Vestibuli sinistra et dekstra
merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat
namus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm.
Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh
muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina.
2.2.8
Introitus
Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang Virgo selalu
dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini
dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen). Himen ini
mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang semilunar (bulan sabit) sampai yang
berlubang-lubang atau yang bersekat (septum).
2.2.9
Perineum
terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Gambar a :
Alat Reproduksi Luar
2.3
Bagian-bagian Alat Reproduksi Dalam
2.3.1 Sepasang
Ovarium ( Indung Telur )
Terdapat
dua indung telur, masing – masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi
mesovarium dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah
almon., sebesar ibu jari tangan ( jempol ) ukuran 2,5 – 5 cm 0,6 – 1 cm.
indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, lig. Ovarika, lig.
Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan
ovum ( telur ). Berfungsi sebagai kelenjar endokrin ( menghasilkan estrogen dan
progresteron ). Juga berperan dalam mengatur siklus haid. Strukturnya terdiri
dari :
a. Korteks /
kulit terdiri dari :
-
Tunika
albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik
-
Jaringan
ikat di sela – sela jaringan lain
-
Stroma,
folikel primordial, dan folikel de graf
-
Sel
– sel Warthard
b. Medulla / inti atau zona vaskulosa
terdiri dari :
-
Stroma
berisi pembuluh darah
-
Serabut
saraf
-
Beberapa
otot polos
Seumur hidupnya, seorang wanita
diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira – kira 400 butir.
2.3.2 Vagina (
Liang Senggama )
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim,
terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya
terletak mulut Rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10
cm. bentuk dinding dalamnya berlipat – lipat,, disebut rugae sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagian terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat.
Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks
lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior. Suplai darah
vagina diperoleh dari arteria uterine, arteria vesikalis inferior, arteria
hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina
ialah sebagai (a) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain
dari Rahim, (b) Alat untuk sanggama, (c) Jalan lahir pada waktu bersalin.
2.3.3 Uterus /
Histera / Hister ( Rahim )
Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum
). Bentuk, besar, letak, dan susunan uterus berbeda – beda tergantung pada
umur, organ sekitarnya dalam keadaan hamil. Terletak pada rongga panggul antara
vesika urinaria dengan colon sigmoid dan rectum. Uterus ini sendiri berfungsi
sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, Sebagai tempat perkembangan dan
memberi makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan vagina termasuk jalan
lahir lunak.
Bagian – bagian uterus antara lain
:
a. Fundus Uteri
b. Corpus Uteri
c. Isthmus Uteri
d. Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara
historik terdiri dari 3 bagian yaitu;
a. Lapisan serosa ( lapisan peritoneum
), di luar
b. Lapisan otot ( lapisan myometrium ),
di tengah
c. Lapisan mukosa ( lapisan endometrium
), di dalam
Sikap dan letak Rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan
baikk karena disokong dan dipertahankan oleh,
a. Tonus rahim itu sendiri
b. Tekanan intra abdominal
c. Otot – otot dasar panggul
d. Ligament – ligament antara lain :
-
Lig.
Cardinal kanan dan kiri ( mackendort)
-
Lig.
Sakro uterine
-
Lig.
Rotundum
-
Lig.
Latum
-
Lig.
Infundibulo pelvikum
Letak Rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteroflesi.
Letak – letak lainya adalah antefleksi ( tengadah ke belakang ), retrofleksi (
tengadah ke belakang ), anteversi ( terdorong ke depan ), retroversi (
terdorong ke belakang ), suplai darah rahim dialiri oleh artteri uterine yang
berasal dari arteri ilikaka interna ( a.hipogastrika ) dan arteri ovarika.
Fungsi rahim adalah :
a. tempat tumbuh janin berkembang.
b. berkontraksi terutama sewaku
bersalin dan sesudah bersalin.
c. berfungsi waktu siklus haid
2.3.4 Tuba Uterina ( Saluran Telur )
Adalah saluran telur yang keluar
dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12 – 1 cm, diameter 3 – 8 mm.
bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Bagian dalam dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi
untuk menyalurkan telur hasil konsepsi.
Saluran telur terdiri dari empat
bagian :
a. Pars interstisialis (intramuralis),
b. Pars ismika, yang merupakan bagian
tengah saluran telur yang sempit,
c. Pars ampularis,, di mana biasanya
pembuahan (konsepsi) terjadi,
d. Infundibulum, yang merupakan ujung
tuba yang terbuka ke rongga perut. Di ujung infundibulum teredapat umbai –
umbai (fimbriae) yang berguna untuk menangkap sel telur (ovum), yang kemudian
akan disalurkan ke dalam tuba.
Fungsi saluran telur adalah :
a. sebagai saluran telur.
b. menangkap dan membawa ovum yang
dilepaskan oleh indung telur.
c. tempat terjadinya pembuahan
(konsepsi = fertilisasi)
Gambar
b : Alat Reproduksi Wanita Dalam
2.4 Fisiologi Sistem
Reproduksi Wanita
2.4.1
Fisiologi
Berdasarkan Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Menurut Syaifuddin (1997),
berdasarkan anatominya, organ-organ dari sistem reproduksi wanita masing-masing
memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Mons Pubis : mengandung saraf-saraf
yang membantu rangsangan berhubungan seksual.
b. Labia Mayora : sebagai pelindung
labia minora.
c. Labia Minora : sebagai pelindung
liang vagina.
d. Kelenjar Skene : mensekresi
lendir (mukus) yang membantu pelumasan saat berhubungan seksual.
e. Kelenjar Bartholini : mensekresi
lendir (mukus) yang membantu pelumasan saat berhubungan seksual.
f. Klitoris : mengandung saraf-saraf
yang membantu rangsangan berhubungan seksual.
g. Vagina : sebagai liang senggama
sekaligus sebagai jalan lahir saat partus, sebagai saluran aliran darah saat
haid.
h. Serviks : sebagai pembatas antara
vagina dan uterus, serta mensekresikan mukus untuk membantu sel sperma mencapai
uterus.
i.
Uterus
: sebagai tempat ovum yang telah dibuahi selama perkembangannya.
j.
Tuba
Fallopi : sebagai saluran penghubung antara uterus dengan ovarium dan sebagai
tempat pembuahan (fertilisasi).
k. Ovarium : tempat mematangkan sel
telur atau ovum.
2.4.2
Fisiologi
Berdasarkan 3 Pokok Fungsi Reproduksi Wanita
Berdasarkan fungsinya, sistem
reproduksi wanita mengalami fisiologis sebagai berikut, (Price, 2005) :
a. Fungsi
Seksual
Alat yang
berperan adalah vulva dan vagina.
Kelenjar Bartholi’s pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan,
berguna sebagai
pelumas pada saat senggama.
Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai
jalan lahir.
b. Fungsi
Hormonal
Fungsi
hormonal adalah fungsi yang melibatkan peran ovarium dan uterus yang
mempertahankan fungsi kewanitaan dan pengaturan haid (menstruasi). Perubahan-perubahan fisik dan psikis
yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Dalam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. Tatkala indung telur mulai berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif
menghasilkan
hormon-hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada wanita. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di
ketiak.
Selanjutnya
terjadilah
haid yang pertama
kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Awal mula haid datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche berlangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas. Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa yang menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. awal-mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1-2 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung
1 tahun, maka dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikis yaitu emosi yang labil.
Pada
saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang.
Menstruasi atau
haid yang terjadi secara siklus, 24-36 hari
sekali,
timbul karena pengaruh-pengaruh
hormon
yang berinteraksi terhadap
selaput
lendir
rahim (endometrium). Lapisan tersebut berbeda ketebalannya dari hari-kehari, paling tebal terjadi pada saat masa subur,
yang mana
endometrium dipersiapkan untuk kehamilan.
Bila kehamilan
tidak terjadi, lapisan ini mengelupas dan terbuang berupa darah haid. Biasanya haid berlangsung 2-8 hari dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setelah darah haid habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembali, mula-mula tipis kemudian bertambah tebal untuk kemudian mengelupas lagi berupa darah haid. Menjelang haid dan beberapa hari saat haid wanita sering mengeluh lelah,
mudah tersinggung, pusing, nafsu makan berkurang, buah dada tegang, mual dan sakit perut
bagian bawah. Kebanyakan
wanita
menyadari adanya
keluhan
ini
dan
tidak mengganggu aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan keluhan ini berlebihan. Berat ringannya keluhan ini, sesungguhnya tergantung dari latar belakang psikologis dan keadaan emosi pada saat haid.
c. Fungsi Reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran
telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa
subur akan masuk kedalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih
pria (spermatozoa)
membentuk organisme baru yang disebut zygote, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -sifat genetiknya. Selanjutnya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim.
Biasanya pada bagian atas rahim
zygote akan menanamkan diri dan
berkembang menjadi morula.
Morula selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin
yang kemudian akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28
hari, terjadi sekitar hari ke empat
belas dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan dari indung telur hanya benumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.
2.5 Kelainan
atau Gangguan pada Sistem Reproduksi Perempuan
Gangguan
pada sistem reproduksi perempuan, antara lain tumor ovarium, kista ovarium,
kanker serviks, masalah menstruasi, penyakit menular seksual, dan sterilitas.
2.5.1
Tumor Ovarium
Tumor
Ovarium yang paling umum terjadi pada perempuan dewasa adalah jenis teratoma
ovarium, baik jinak maupun ganas. Tumor biasanya dapat dideteksi sebagai suatu
masssal sel di bagian abdomen dan sering kali menimbulkan rasa nyeri. Tumor
dapat dihilangkan melalui pembedahan.
2.5.2
Kista Ovarium
Kista
adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Jenis-jenis kista ovarium antara lain : kista
fungsional, kista folikular, kista korpus luteum, kista
dermoid, kista endometriosis, kista denoma, dan polikistik ovarium.
2.5.3
Kanker Serviks
Serviks
merupakan dasar uterus yang berhubungan dengan vagina. Sel-sel yang terbentuk
di permukaan serviks dapat tumbuh abnormail dengan bentuk yang tidak teratur.
Keadaan tersebut dapat dideteksi dengan teknik apusan jaringan dari bagian atas
vagina. Ketidaknormalan sel-sel tersebut bukanlah bukti kanker, tetapi sel-sel
yang tidak teratur dapat menjadi kanker. Diagnosis awal dan pengobatan dapat
mencegah perkembangan penyakit ini.
2.5.4
Masalah menstruasi
Masalah
yang paling umum adalah berkisar dari dysmenorrhea ( masalah
menstruasi menyakitkan ), menorrhagia ( menstruasi yang
banyak ), hingga oligomenorrhea ( tidak menstruasi dan/atau menstruasi
tidak teratur). Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pil hormon.
2.5.5
Penyakit Menular Seksual ( PMS )
Penyakit
ini meliputi HIV/AIDS, HPV, sifilis, gonorea, dan herpes genitalis. Penyakit
ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain, salah satunya melalui
hubungan seksual.
2.5.6
Sterilitas/Infertilitas
Suatu
bentuk infertilitas atau kemandulan pada perempuan adalah penyumbatan oviduk
secara permanen yang mencegah ovum dibuahi atau mencapai uterus. Untuk
mengatasinya, ovum harus diambil dari ovari melalui pembedahan dan dibuahi
secara eksternal sebelum dikembalikan ke dalam uterus
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem
reproduksi wanita merupakan sebuah sistem tubuh yang memiliki bentuk dan fungsi
yang unik dan berbeda dengan sistem-sistem tubuh lainnya. Alat reproduksi wanita dibagi atas 2
bagian yaitu : alat reproduksi luar
(genetalia eksterna) dan alat
reproduksi dalam (genetalia interna) (Prawirohardjo, 2009).
Bagian-bagian
alat reproduksi luar organ
genitalia eksterna terdiri dari vulva (pukas) atau pudenda, mons veneris atau mons
pubi, labia mayora (bibir-bibir besar), labia minora (bibir-bibir kecil
atau nymphae), klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli sinistra et dekstra, perineum, introitus
vagina.
Bagian-bagian
alat reproduksi dalam terdiri dari sepasang ovarium ( indung telur ), vagina ( liang senggama ),
uterus / histera / hister ( rahim )
dan tuba uterina ( saluran telur ).
Menurut Syaifuddin (1997),
berdasarkan anatominya, organ-organ dari sistem reproduksi wanita masing-masing
memiliki fungsi sesuai dengan organ-organ tersebut.
Berdasarkan fungsinya, sistem
reproduksi wanita mengalami fisiologis sebagai berikut, (Price, 2005) : fungsi seksual, fungsi hormonal dan fungsi reproduksi.
Gangguan
pada sistem reproduksi perempuan, antara lain tumor ovarium, kista ovarium,
kanker serviks, masalah menstruasi, penyakit menular seksual, dan sterilitas
3.2 Saran
Demikian
isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang harus
diperbaiki dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi bentuk maupun materi
yang kami paparkan. Untuk itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Purnawan Junadi, Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI 1982.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
II, Balai Penerbit FKUI 1990.
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana
Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit
Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta
Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
Prawirohardjo,
S. (2009). Ilmu Kebidanan. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Pearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk
Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.